Tauhid dan Perdamaian
Bagikan ini :

Jika Anda ingin melukiskan ajaran Islam dalam satu kata, maka kata itu adalah ‘tauhid’, demikian kesimpulan banyak pakar. Tauhid (keesaan Tuhan) merupakan suatu prinsip lengkap yang menembus seluruh dimensi serta mengatur seluruh aktivitas makhluk. Dari tauhid lahir berbagai ajaran kesatuan yang mengitari prinsip tersebut, misalnya, kesatuan alam raya, kehidupan, agama, ilmu, kebenaran, umat, kepribadian manusia, dan lain-lain. Kemudian dari masing-masing itu lahir pula tuntunan, dan semua beredar pada prinsip tauhid.

Perdamaian misalnya, yang merupakan salah satu tuntunan agama yang terpenting, lahir, antara lain, dari pandangan Islam tentang kesatuan alam raya. Sejak dari bagian yang terkecil sampai dengan wujud yang paling agung merupakan satu kesatuan: benda tak bernyawa, tumbuhan yang layu maupun yang segar, binatang melata, manusia, bahkan malaikat-malaikat kesemuanya berada dalam kesatuan. Semuanya diatur dan mengarah ke satu tujuan, yakni kepada hakikat tauhid.

Alam dengan segala isinya, begerak atas dasar satu sistem yang ditetapkan oleh-Nya. Manusia yang beragam ini berasal dari satu: Adam. Semua makhluk memiliki satu kebutuhan pokok yang sama, dan dari yang satu ini mereka dapat melanjutkan hidupnya. Kami jadikan air segala yang hidup, atau Kami jadikan air kebutuhan pokok semua yang hidup (QS 21:30).

Dalam kesatuannya, seluruh makhluk harus berkerja sama. Nah, dari sinilah perdamaian memperoleh pijakan sehingga menjadi keharusan. Perang tidak dibenarkan, kecuali untuk meraih pedamaian atau dalam bahasa Islam disebut li’la kalimatillah (untuk meninggikan kallimat Allah). Kalimat-Nya adalah kehendak-Nya dan kehendak-Nya tercermin dalam ketetapan-Nya yang mengatur sistem kerja alam raya dan kehidupan ini. Karena itu, tidak dibenarkan peperangan atas dorongan ambisi, fanatisme, ras, dan tidak pula untuk kepentingan satu bangsa dengan menindas bangsa lain. Kalaupun peperangan harus terjadi, maka semua yang tidak terlibat langsung harus dipelihara. Pohon dilarang ditebang, lingkungan jangan dinodai, anak-anak orang tua dan wanita harus dihormati, dan akhirnya, bila ada ajakan damai, maka ajakan itu harus disambut.

Jika mereka condong pada perdamaian, maka condong pulalah kepadanya dan berserah dirilah kepada Allah…. Jika mereka bermaksud menipumu maka cukuplah Allah sebagai pelindungmu (QS 8: 61-62).

Perdamaian dunia adalah dambaan Islam. Ini bermula dari kedamaian jiwa setiap pribadi yang kemudian meningkat kepada kedamaian dalam keluarga kecil, masyarakat, bangsa dan hingga seluruh negara di dunia. Bahkan hal itu diharapkan terus meningkat sampai terwujudnya kedamaian dengan seluruh makhluk yang berpuncak dengan kedamaian di negeri yang kekal atas anugerah Yang Maha Esa. Itulah yang selalu dimohonkan oleh Nabi muhammad SAW. Dan diajarkan kepada umatnya setiap selesai shalat: “Ya Allah Engkaulah Yang Mahadamai, dari-Mu bersumber kedamaian, kepada-Mu kembali kedamaian. Tuhan kami! Hidupkanlah kami dengan penuh kedamain dan masukanlah kami (kelak) di surga-Mu, negeri yang penuh kedamain. Engkau Pemelihara kami, Pemilik keagungan dan kemurahan.” 

Sumber: Lentera Hati, M.Quraish Shihab

Penulis: Fachry Syahrul      

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *